Blog

Showing 1 to 5 of 16 blog articles.
Cerita Sex : Selingkuh dengan Pria Lain Untuk Memenuhi Nafsu Sexku yang Kuat


Banyak juga yang bilang kalau aku itu manis, mungkin karena mataku yang indah, Karena itulah dalam usia yang relatif muda, 21 tahun aku berhasil menemukan jodoh yang baik, dia cukup kaya dan orangnya pengertian walaupun usianya jauh lebih tua dari aku, 31 tahun, maklum karena aku selama ini dibesarkan dengan didikan orang tua yang otoriter sehingga suamiku juga cukup selektif karena Mama hanya memperbolehkan orang yang qualified menurutnya untuk apel ke rumahku, Rekomendasi situ agen aman terbaik di asi 

Bila pria yang apel ke rumahku berkesan norak dan hanya membawa kendaraan roda dua, jangan harap Mama akan mengijinkannya untuk apel lagi.


Selama beberapa tahun, hubungan kami baik-baik saja, kami dikaruniai dua orang anak, dan kami sangat berkecukupan di bidang materi.


Namun kadang-kadang tidak semuanya berjalan lancar, ternyata suamiku tidak bisa lagi memberi nafkah batin kepadaku, ternyata dia mengalami problem impotensi, karena overworking. Tetapi saya tetap mencintainya karena dia jauh dari perselingkuhan dan dia sangat perhatian kepadaku.


Walaupun dia sudah tidak dapat lagi memberiku kepuasan, namun saya tetap menahan diri dan mencoba untuk tidak berselingkuh. Semuanya berjalan dengan baik sampai akhirnya datang Iwan.


Dia adalah rekan bisnis suamiku sejak lama, namun aku baru sekian lama dapat berjumpa dengannya, dia seusia suamiku, menurutnya dia dan suamiku berpartner sejak mulai bekerja, kami kemudian menjadi dekat karena dia orangnya humoris.

Dasar laki-laki tampaknya dia cukup tanggap dengan keadaan suamiku yang tidak mampu lagi memuaskan diriku sehingga akhirnya dia akan membawaku ke jurang kehancuran, aku dapat merasakan matanya yang jalang bila melihatku,

Terus terang saja aku merasa risih namun ada sensasi birahi dalam diriku bila dipandang seperti itu, aku tidak tahu mengapa, mungkin karena aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu, walaupun ketika masih mojang aku mempunyai banyak kenalan pria.


Suatu saat dia menelepon dari hotelnya, dia menyuruhku menjemput suamiku yang katanya minum-minum sampai mabuk, aku ingat waktu itu masih pagi betul, memang suamiku kadang lembur sampai malam sekali, sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Betapa bodohnya aku, aku menyadari suamiku tidak pernah minum alkohol, entah mengapa ajakan Iwan seperti hipnotis sehingga aku tidak curiga sama sekali.


Akhirnya aku sampai di hotel GS tempat Iwan menginap, aku memasuki kamarnya dan dengan muka tak berdosa dia memaksaku untuk masuk, tanpa curiga aku cepat-cepat masuk dan mencari suamiku, namun ketika aku sadar dia tidak ada tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang,

Napasku sesak sampai aku pingsan, entah apa yang terjadi selanjutnya, aku merasa ada kegelian di dadaku, seseorang mengelus-elus dan meremas-remas bagian dadaku. Pelan-pelan aku terbangun, kulihat Iwan sedang memainkan payudaraku.

Oh, betapa terkejutnya aku, apalagi mendapati diriku terebah di tempat tidur dengan hanya baju atasan yang sudah terbuka dan BH-ku yang sudah dibuka paksa. Aku menyuruhnya melepaskanku kudorong dorong badannya tetapi dia tak bergeming.

Dia memegangi kedua tanganku dan menekuk kedua lenganku dan menaruhnya di samping kepalaku, sehingga aku praktis tidak bisa apa-apa, genggamannya terlalu kuat, dia tertawa kecil dan menciumi kedua puting payudaraku, aku menolak tapi entah kenapa aku merasa risih birahi.


Kemudian dia memasukkan penisnya ke bagian kemaluanku, aku meringis-ringis dan berteriak, rasanya sakit sekali.

Tetapi aku sepertinya justru menginginkannya, di tengah pergumulan itu aku menyadari bahwa penis suamiku sebenarnya terlalu kecil, aku pelan-pelan merasakan kenikmatan, dasar lelaki tampaknya Iwan sangat pintar mengambil kesimpulan, aku pasrah pada kemauannya, ketika dia membalikkan badanku sampai seperti merangkak, dia sangat agresif, tetapi aku dapat mengimbanginya karena sudah lama aku tidak merasakan ini.


Dia kembali menusukkan penisnya di kemaluanku dan meremas-remas payudaraku. Ahh, memang aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang bahkan suamiku sendiri tidak pernah memberikannya.


 Agen Togel Terpercaya - Kemudian merasa tidak puas dengan baju bagian atasku yang masih menempel, dia melepaskannya, sambil kemudian membuat posisiku seperti duduk dipangku olehnya.


Seperti kesetanan aku secara otomatis mengikuti irama kemauannya, ketika kedua tangannya memegang perutku dan menggerakkannya naik turun aku secara otomatis mempercepat dan memperlambat gerakanku secara teratur, dia tersenyum penuh kemenangan, merasa dia telah membuat ramalan yang jitu.


Kurasakan dia kembali meremas-remas dadaku ketika dia merasa aku dapat mengambil inisiatif. Sungguh seperti binatang saja aku, melakukan hal semacam itu di pagi hari, di mana seharusnya aku ada di rumah mempersiapkan sarapan dan mengurus anak-anakku.


Sempat kurasakan tiada selembar benangpun menempel di tubuhku kecuali celana jinsku di sebelah kanan yang belum terlepas seluruhnya, tampaknya Iwan tidak sempat melepasnya karena terlalu terburu nafsu.


Akhirnya dia menyuruhku mengambil posisi telentang lagi dan dia mengangkat dua kakiku direntangkannya kedua kakiku ke arah wajahnya dan dia mulai memainkan penisnya lagi, dan kurasa dia sangat menaruh hati kepada payudaraku, karena kemudian dia mengomentari payudaraku, menurutnya keduanya indah bagaikan mangkuk.


Hmm, aku sungguh menikmatinya karena suamiku sendiri tidak pernah memberi perlakuan spesial pada kedua payudaraku ini, paling dia hanya meremas-remasnya. Tetapi apa yang dilakukan Iwan benar-benar sungguh mengejutkan dan memuaskan diriku, dia menghisap putingku dan memainkannya seperti dot bayi. Hanya sebentar rasanya aku mengalami orgasme, aku merasa lelah sekali dan kehabisan nafas sampai akhirnya dia juga sampai ke situ.


Setelah itu aku merasa sangat marah dan menyesal kudorong Iwan yang masih mencoba mencumbuku, kumaki dia habis-habisan. Tampaknya dia juga menyesal, dia tidak dapat berkata apa-apa. Iwan kemudian hanya duduk saja sementara aku sambil menangis memakai kembali seluruh pakaianku.


Aku mencoba menenangkan diri, sampai kemudian Iwan mengancamku untuk tidak mengatakan hal ini kepada suamiku, dia kembali menekankan bahwa bisnis suamiku ada di tangannya karena dia adalah pembeli mayoritas sarang burung walet suamiku.

Aku membenarkannya karena suamiku pernah berkata bahwa Iwan adalah koneksinya yang paling penting. Aku bingung olehnya, baru-baru ini ketika dia pulang ke kotaku, dia kembali memaksaku melakukan lagi hal serupa, bahkan dia pernah berkata bahwa suamiku sudah menyerahkan diriku padanya karena dia merasa tidak mampu lagi memuaskan diriku.


111   2 years ago
Cerita SEX : Godaan Tante Siska yang Montok Diawal pagi Hari


Suatu pagi, Tante Siska menghampiri kamar ku……,

“Rio, kamu masih ada kuliah hari ini?”, tanya Tante Siska.

“Enggak tante…”

“Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?”

“Oh, bisa tante…”

Tante Siska tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Siska. Di sepanjang jalan Tante Siska banyak mengeluh tentang Om Edwin yang semakin jarang di rumah.

Ganasnya Tante Siska Di Pagi Hari “Om Edwin itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi pembicara dimana-mana…”

“Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante juga,” kataku mencoba menghibur.

“Ah..Rio, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om.”


Ganasnya Tante Siska Di Pagi Hari Tiba-tiba tangan Tante Siska menyentuh paha kiriku dengan lembut, “Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki… tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli.”

Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Siska menatapku dengan tersenyum. Tante Siska terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Siska tersinggung atau disangka kurang ajar.

Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Siska tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.

“Rio, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil.

“Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” kataku sambil mengangguk.


Aku mulai merasa Tante Siska menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.

Setelah sampai di rumah, Tante Siska langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Siska langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Siska sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.

“Rio sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante Siska mulai manja.

Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Siska secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Siska sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Siska keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Siska dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Siska hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.


“Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Siska dan mulai memijit daerah punggungnya.

“Tante, bagian mana yang sakit…” tanyaku berlagak polos.

“Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Rio pijit ya…” kata Tante Siska sambil tersenyum nakal.

Aku terus memijit punggung Tante Siska , sementara itu aku merasakan kont0lku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Siska dengan aktif. Saat inilah aku berkesempatan menyetubuhi Tante Siska . Sudah ratusan referensi dari film-film BF yang pernah kutonton maka aku tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting ikuti saja naluri…

“Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” kataku sambil mengelus pundaknya. Tante Siska menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Siska  sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya.

Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante Siska bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat.


Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah Vagina Tante Siska . Kujilati bibir Vagina nya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang Vaginanya yang terasa lembut dan basah. “Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Siska saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah.

Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Siska terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam vagina nya.


“Aduuh.. Rioooo… enak sekali sayang… iya sayang… yang itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Siska mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku..

91   2 years ago
Pertama Kali Belajar Bercinata Tomi Dan Rina


*Udah dong, Rin… Buka kadonya. Ini kan malam pertama kita. Kamu gak ingin…” Tomi menggantungkan kalimatnya. Wajahnya terlipat, agak kesal karena wanita cantik yang tadi pagi ia ikat dengan tali perkawinan itu tidak mengerti keinginannya.Rekomendasi Situs Slot Gacor

*Rin! Udah dong… Kan masih ada besok pagi,” Tomi berkata lagi dari atas tempat tidur yang masih menggunakan seprai dan sarung bantal khusus pengantin itu. Ada serangkaian mawar putih menghiasi setiap sudut ruangan, menambah keromantisan dan keeksotisan suasana. Dinding kamarpun masih dibungkus tirai putih dan manik-manik kristal biru, warna kesukaan Tomi dan Rani.

Rani masih saja diam, dia terus membuka ratusan kado yang diterima di hari pernikahannya dengan lelaki yang sebelumnya telah menjadi pacarnya selama tiga tahun itu. Ya, sejak Rani masih kuliah. Tapi entah apa yang ia rasakan sekarang, ada sesuatu yang tidak biasa untuk berdua di dalam kamar dengan Tomi malam itu. Malam pertama mereka.

Tomi beranjak dari tempat tidur, mendekati Rani yang duduk membelakanginya.

*Kamu kenapa sih? Kamu menyesal dengan pernikahan ini?” tanya Tomi lembut.

Rani menggeleng.

*Lalu, kenapa?” tanya Tomi lagi. Kedua tangannya mulai merengkuh pinggang kecil milik Rani . Ia memeluknya dari belakang.

*Aku takut, Tom…” ujar Rani akhirnya.

*Takut? Takut kenapa? Bukannya selama pacaran, kamu yang selalu berharap adanya malam ini?”

*Iya… Tapi bagaimana bila nanti aku tidak bisa membahagiakan kamu? Bagaimana bila aku tidak bisa melayanimu dengan sempurna? Kamu pasti akan menyesal menikahiku… Tubuhku gak sempurna, kamu pasti…”

Serentetan ucapan Rani beku seketika, saat Tomi mencium tengkuk Rani lembut. Mengelilingi leher jenjang dan putih itu dengan lidahnya yang basah. Rani menghembuskan nafas dalam dan perlahan. Leher memang titik sensitif tubuhnya, dan Tomi sangat tahu itu.

*Tom… Aku masih mau bicara…”

Tomi menutup mulut Rani cepat dengan tangan kanannya sambil terus menciumi leher Rani . *Aku sedang tidak ingin berdialektika dengan otakmu, Rin…”

Mata Rani terpejam, meski tangannya berusaha melepas tangan Tomi yang menghalangi kedua bibirnya yang merah untuk berkata-kata.

*Lagipula, aku pun tidak memintamu untuk melayaniku. Untukmu, aku yang akan melayani kamu malam ini…” ujar Tomi sambil terus menyakinkan Rani dengan sentuhan-sentuhannya yang lembut.

Rani pun menjadi luluh, dan malam itu, ia menjadi milik Tomi sepenuhnya. Atau mungkin malah Tomi yang bertubuh macho itu yang menjadi milik Rani seutuhnya.


100 Hari Sebelum Malam Pertama

Kala malam telah datang, kutahu waktu kan segera berganti…

Namun kala malam telah datang, aku pun jadi tahu arti sendiri…

Kutahu arti manusia yang tidak bisa sendiri…

Saat Hawa butuh Adam, Juliet butuh Romeo,

dan seorang Rani pun ternyata butuh seorang Tomi …

Sahabat bercerita, rekan berbagi, kekasih bercinta…

Aku tak butuh apapun kini, cukup kamu, memeluk aku…

(15 Juni 2006, 20:36:26)


*Hallo, Tom! Udah terima sms puisiku? Hee, gimana, bagus gak?”

*Bagus.”

*Hh, kok gitu aja responnya? Itu sudah melalui proses editing yang cukup melelahkan lho!”

*Habis, mo gimana? Aku tetap saja gak bisa pulang sekarang ke Solo untuk bertemu dengan kamu. Masih ada beberapa urusan pekerjaan yang harus kuselesaikan di Jakarta.”

*Yaa… Tom! Padahal…”

*Kenapa? Lagi pengen ya?”

*He-eh…”

*Maaf ya sayang, ya… Aku belum bisa pulang. Kamu maen sendiri dulu aja, ya?”

*Ah, gak mau! Gak enak. Mending aku puasa aja…”

*Ya, udah. Puasa dulu aja, ya? Hehehe…”

*Ah, Tomi jelek! Tomi gak pengertian! Rani benci Tomi !” teriak Rani , sambil memutuskan hubungan telefon dari HP Nokia 5300-nya.


1000 Hari Sebelum Malam Pertama

Diary *White” Rani 1#

Tuhan! Tomi menciumku. Di sini, di bibirku. Lama… Lihat saja, sampai membekas. Aku kan gak pernah ciuman begituan! Aduh, gak bisa keluar kost nih besok. Gimana kalau teman-temanku pada tahu aku ciuman? Kalau ibuku sampai tahu? Ah, Tomi jelek banget! Aku kan pacaran bukan untuk ciuman! Aku cuma butuh temen ngobrol, temen curhat.

Gak mau! Gak mau lagi! Pokoknya cukup sekali ini aja. Aku benci Tomi . Aku gak mau ketemu dia satu minggu ini…

Diary *White” Rani 2#

Udah 2 hari gak ketemu Tomi . Kangen juga ya? Tadi pas curhat ke Karen, dia malah ngetawain aku. Masa udah 21 tahun gak pernah ciuman? Iih, Karen kan malah lebih muda 3 tahun dari aku. Karen bilang, *Cinta tanpa ciuman itu palsu. Dan ciuman tanpa cinta itu nafsu.” Bener juga ya? Tapi, ciuman itu kan dosa… Gimana kalau aku nanti masuk neraka??

Diary *White” Rani 3#

Kenapa aku harus menghukum Tomi dengan tidak bertemu? Apa kesalahannya? Karena sesungguhnya ini adalah hubungan yang paling sempurna yang pernah ada. Bukankah Tuhan juga yang menghadirkan cinta? Lalu kenapa perwujudan cinta dengan tindakan itu dilarang?

Ya, hari ini aku sudah bertemu dengan Tomi , tersenyum lagi. Kubilang padanya, *Kalau kamu cinta aku, tolong jaga aku sampai malam pertama itu ada.” Dan dia mengangguk, tapi kemudian dia juga bilang, *Kujaga yang paling utama, tapi boleh latihan kan untuk foreplay-nya?”

Aku cuma terdiam.


Malam Kedua

*Rin, lagi yuk?” ujar Tomi dari tempat tidur.

*Aku capek, Tom. Tadi pertemuan dengan klien menghabiskan waktu seharian. Belum lagi aku harus ke rumah mama mengembalikan beberapa piring dan gelas bekas acara kita kemarin,” jawab Rani yang ada di sisinya sambil menutup laptopnya.

*Nanti capeknya hilang, kok! Kamu siap-siap dulu, gih…”

*Tapi, aku mau tidur, Tom… Kita kemarin kan udah habis-habisan. Masa kamu belum puas juga sih? Ituku juga masih sakit…”

*Itumu sakit?”

Rani mengangguk pelan.

Tomi memandang Rani dalam, mendekati wajahnya ke wajah Rani , lalu tiba-tiba mencium kening Rani . *Maaf ya, kalau sudah membuatmu sakit. Ya sudah, sekarang kamu istirahat saja. Aku juga mau istirahat. Besok di kantorku juga ada event penting.”

Tomi kemudian kembali ke sisi tempat tidurnya, masuk ke dalam selimut, mematikan lampu meja tempat tidur yang berada di sebelah kanannya, tertidur. Rani membuntuti gerak-gerik Tomi dari kedua sudut matanya. Ada perasaan sedih menyeruak di hatinya. Tak tega melihat Tomi tertidur hampa seperti itu, tapi untuk melakukannya…


100 Hari Setelah Malam Kedua

*Tom, aku juga bingung kenapa aku begini,” ujar Rani suatu ketika. *Tampaknya aku kehilangan sesuatu itu, Tom…”

*Sesuatu apa, Rin?” kejar Tomi .

Rani diam.

*Rin, jawab!!!”

*Aku kehilangan suatu alasan kenapa aku harus bercinta denganmu.”

*Apa? Kamu tidak mencintaiku lagi? Kamu sudah punya laki-laki lain ya?”

*Enggak… Aku masih mencintai kamu kok! Kamu adalah soulmate-ku, gak akan ada yang bisa merubah itu.”

*Lalu?”

*Baiklah, aku cerita, tapi kamu jangan ketawa ya?”

Tomi mengangguk cepat, tak sabar mendengar penjelasan Rani .

*Dulu aku selalu diliputi perasaan was-was saat bercinta denganmu. Aku takut ketahuan keluargamu, keluargaku. Aku takut berdosa. Aku cemas, sampai-sampai aku tidak bisa berteriak keras saat orgasme itu kurasakan. Tapi Tom, ternyata…”

*Ternyata apa?”

*Ternyata ketika sudah menikah, aku tidak merasakan perasaan cemas itu lagi. Tom, aku malah merindukan perasaan was-was itu ada. Adanya perasaan was-was itulah yang malah membuat diriku ingin selalu mengulanginya.”

*Kok, bisa begitu sih…”

Rani cuma tertunduk lesu.

*Lalu, mau kamu gimana?”

*Tom, gimana kalau kita cerai saja. Lalu, kita melakukannya lagi saat kita membutuhkannya. Aku yakin perasaan was-wasku akan kembali ada. Dan mungkin kita bisa kembali mesra seperti dulu lagi.”

*Apa?!! Gila kamu ya? Gak, aku gak mau menceraikan kamu! Pasti ada jalan keluarnya…” ujar Tomi sambil memegang kedua tangan Rani erat.


101 Hari Setelah Malam Kedua

Siang Pertama

*Hey! Hey! Tom, apa-apaan sih kamu? Ini kan toilet kantor! Ntar kalau pegawai kantorku pada tahu gimana? Tom! Agh, Tom… Aduh, Tom… Tom… Ah, aku sayang banget ama kamu, Tom. Sayang banget!!”


111   2 years ago
Cerita Pelayanan Nafsu Sex Istriku Yang Sangat Memuaskan


Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa)

kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi

mengangkangi seseorang. Rekomendasi Situs Geme Slot Gocor

Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya.

Persis sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya Memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku

semakin ngaceng.

“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.

Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku

mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Mr. Kenta pembantu priaku yang

tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir

kesadaranku disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang

kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku

sendiri.

“Ahh…”

Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Kenta masih meneruskan aktivitasnya.

Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah

tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).

Dimainkan jari-jarinya di liang Memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin

kencang kocokan jari Pak Kenta pada Memek isteriku. 

Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Kenta sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede

juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana Memek

isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.


Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan. “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.


Pelan-pelan dipompanya Memek isteriku dengan godam si Mr. Kenta. Mulai menggila kembali goyangan

pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.

Tangan Mr. Kenta tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak. Wuuhh

gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh

isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

Pompaan Mr. Kenta semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat. “Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu..

Teruss.. Paakkhh..”

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Kenta menyetubuhinya sambil

berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang

mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mr. Kenta merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan

tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”

“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan

kenikmatan luar biasa. Mr. Kenta akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan

perlahan sekali menutup pintunya.

Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku

senewen ingin menuntaskan hasratku.

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Kenta sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan

bingung dan resah. Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan

hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Maafkan isteriku yah”

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini

mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

“Ayo ke kamarmu Mbok.”

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang

membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit

itu, kusuruh dia duduk di ranjang.

Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun

tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.

Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia

memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Tapi tidak

terlalu menyengat.

Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap hidungku. Kucium-kucium dan

kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian.

Mulai kuusap lengannya. Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan

kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang

sampai akhirnya kepalanya mulai bergoyang.

Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.

Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat

warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..”

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

“Ehh.. Ehhshs..”

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan

lidahku.

“Oohh.. Paakk.. Oohh..”

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya

pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.

Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah Memeknya. Mengerinjal

pantatnya.

“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku.

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku

tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami Memeknya dari belakang. Kami

bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia

telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.

Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya Memeknya yang

rimbun itu.

“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di

dalam Memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar Memeknya, punyaku juga demikian

saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kont0lku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya

sampai kont0lku sudah lemas tak berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang

masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang

sudah agak kusam itu.

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Kenta terlebih dahulu untuk

bersetubuh di kamarnya.

112   2 years ago
Cerita Sex Belajar Ngentot Dengan Wanita Temanku Sendiri Di Sekolah


Bandar MPO Situs Slot Online Terpercaya Badar - Tidak lama setelah temanteman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan temantemanku juga ada yang bertanyatanya mengenai apa yang akan mereka perbuat di WC. Karena saya tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya saya pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. 

secara perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat terdengar dengan jelas olehku.

“Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?” tanya Iwan kepada mereka.

Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada menantang, “Ayo.., siapa saja yang akan duluan. saya sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!”

Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampaisampai saling menunjuk dan menantang seperti itu. Tapi saya tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan terjadi.


Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan, “Yah udah, kalau begitu Kita bertiga barengbareng ajah. Biar rame..!” katanya.

Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah.”

Dan akhirnya Utun pun berucap, “Ayo Kita mulai..!” 

Setelah itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi terdengar suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang membuka baju.

Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga dengan ucapan menanyakan pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sih yang paling besar alat kelamin Kami bertiga ini..?”

Ika pun menjawab dengan nada malumalu, “Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi.” dengan sedikit nada menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!”

Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama kemudian terdengar suara temanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas, “Wauw.., benarbenar body Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!”

Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, “Ka.., kalau saya boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Ka..?”

Ika pun menjawab dengan nada enteng, “Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!”

Utun pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya, “Ka.., saya bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?” sambil meraba-raba alat kelamin Ika.

Ika pun menjawab dengan nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!”

Dan terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, “Ka.., saya boleh kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?” 

Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, boleh deh semuanya..!”

Suarasuara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suarasuara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. sedap..!”

Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika, “Kalian jangan terlalu nafsu dong..!” kata Ika kepada temanteman cowok tersebut, “Karena saya kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!”

Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..!”

Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, “Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!”

Dijawab dengan cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya.”

Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur.” kata-katanya ditujukan kepada temantemannya.

Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, “Ka saya bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka..,  sayakan kepingin juga kaya Utun..!”

Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.

“Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..!  Kamu sih salah jalur..!” rintih Ika menahan sakit.

Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!” 

Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil berkata, “Ka.., saya juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan..” 

Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep..! Kayanya saya udah capek Sep, sorry yah Sep..!”

Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.

“Ka.., pokoknya saya enggak mo tahu.., saya pinggin kaya mereka berdua..!”

Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep.., gimana yah, saya benar benar lemas Sep..!”

saya tetap terdiam di kamar WC tersebut.

Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan saya pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, “Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku hingga saya merasakan enaknya seperti mereka..!” 

Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! saya akan mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!”

Kulihat Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.

“Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!” kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.

Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.

Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan bajubaju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun. 

Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan tenaga.

Karena saya suka iseng ke temen, saya langsung bertanya kepada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?” 

Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, “Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan ramerame..!”

“Ohh gitu yah..?” jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.

Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya.

Langsung saja saya memanggilnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!”

Ika menjawab dengan nada lemas, “Ada apa Bie..?”

Karena saya juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, “Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?”

Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, “Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi Penis yang nyasar menyerang bulu jembut dan Vagina, tahu..!”

Mendengar nadanya yang tersinggung, saya langsung meminta maaf kepada Ika.

“Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.

Karena saya penasaran, saya langsung menyerempetmenyerempet agar terpepet.

“Ka.., boleh enggak Ka, saya coba masuk ke Vagina tersebut..? Kayanya sih asik.. bisa terbang kaya Penis..!” pintaku sambil tertawa pelan.

Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, “Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau Vagina Saya, nanti dong antri.., masih banyak Penis yang mau masuk ke Vaginaku, tahu..!”

Dan akhirnya saya tertawa dengan rasa senang.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

103   2 years ago